Melalui Peningkatan Kapasitas Usaha Petani Kakao, OJK Dukung Pengembangan Ekonomi NTB!
![]() |
Ilustrasi : Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Usaha Kelompok Tani Kakao di wilayah Kabupaten Lombok Utara yang berlokasi di Desa Genggelang |
Lombok Utara | Halo Mandalika - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (OJK NTB) mendorong peningkatan ekonomi daerah melalui dukungan pengembangan perkebunan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan NTB.
Hal ini disampaikan Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Usaha Kelompok Tani Kakao di wilayah Kabupaten Lombok Utara yang berlokasi di Desa Genggelang, Jumat (23/5).
Rudi menyampaikan bahwa tugas OJK di daerah selain berfungsi untuk menjaga stabilitas sektor keuangan serta memberikan pelindungan kepada konsumen dan masyarakat, juga berperan untuk mendukung program pembangunan perekonomian daerah, sehingga diperlukan upaya terobosan antara OJK bersama dengan Pemerintah Daerah dan stakeholders.
“Perekonomian NTB dapat tumbuh melalui pengembangan komoditas yang mampu memberi impact positif kepada masyarakat. Kami telah memetakan berbagai komoditas unggulan di NTB, dan kakao merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi,” kata Rudi.
Lebih lanjut, Rudi memaparkan bahwa komoditas kakao dikembangkan melalui skema ekosistem closed loop dengan dukungan industri jasa keuangan, sehingga dapat tumbuh secara berkualitas. Langkah tersebut juga merupakan bentuk scale up komoditas kakao yang telah dikembangkan oleh Kantor OJK Provinsi Bali sejak tahun 2024.
Untuk itu OJK memberikan materi pengelolaan keuangan untuk pelaku usaha, serta menghadirkan pemateri dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB dan industri jasa keuangan dari sektor perbankan. Dukungan modal pembiayaan akan dikolaborasikan dengan produk kredit/pembiayaan melawan rentenir dalam program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Lombok Utara.
“Saat ini, 60 persen perkebunan kakao NTB ada di Lombok Utara, dengan jumlah produksi 1.669 ton biji kering per hektar dan digeluti oleh 4.600 kepala keluarga. Dengan tren harga kakao yang relatif naik hingga mencapai 140 ribu rupiah pada bulan Desember 2024, maka perkebunan kakao sangat menjanjikan bagi masyarakat khususnya di wilayah Lombok Utara,” kata Ahmad Ripai, M.Si., Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB.
Ripai menegaskan bahwa penerapan budidaya dan perlakuan pasca panen yang baik dan benar akan menghasilkan produksi yang optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Ketua Kelompok Tani Kakao Pardan menyampaikan apresiasi atas dukungan OJK dalam mendorong pengembangan perkebunan kakao.
“Mayoritas petani kakao belum mengakses pembiayaan dari perbankan, sedangkan kami membutuhkan modal untuk pemeliharaan tanaman dan pemupukan. Kami berharap upaya yang digagas OJK ini dapat mendorong hasil kakao semakin produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat.”
OJK bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus bersinergi dalam mengoptimalkan potensi daerah guna mendukung pengembangan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah masing-masing.(HM)